Header Ads

ad728
  • Breaking News

    “Cerahkan Dunia Dengan Pena”

    Wah seneng banget bisa ikutan seminar kepenulisan kemarin, Jum’at (31/01). Tidak hanya bisa mendapat ilmu yang bermanfaat dari para penulis muda yang hebat, tapi aku juga menjadi peserta yang paling beruntung seantero jagat raya. Pasalnya, aku mendapat hadiah buku gratis dari kedua penulis Selvia Stiphanie dan La Ode Munafar, berkat nasib berani menjawab pertanyaan yang diajukan mereka.

    Bertempat di Aula SMKN 2 Kandangan, Seminar yang bertajuk “Cerahkan Dunia Dengan Pena” ini diselenggarakan oleh kelompok Kajian Studi Islam (KSI) SMKN 2 Kandangan. Acaranya keren banget pastinya, karena dari kedua narasumber telah membongkar rahasia sukses dalam menulis. Mereka juga memberikan tips dan triks serta motivasi dalam menulis.

    Selvia Stiphanie dengan nama pena Putri Padi merupakan penulis buku best seller “Perempuan Kertas” ini menjadi pemateri pertama. Dalam kesempatannya, Ia menekankan kepada niat dalam menulis dan mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Kesan pertama ketemu adik Selvi ini (panggil adik karena usiaku lebih tua ternyata), ia muslimah banget, santun dan lembut suaranya. Hehehe

    Pemateri kedua ini yakni La Ode Munafar yang juga merupakan pembicara nasional, owner Gaul Fresh dan Founder Klub Jagoan Nulis ternyata berasal dari daerah yang sangat pelosok Sulawesi dan lagi-lagi masih lebih muda dariku. Sebelum ia memberikan materi, terlebih dahulu ia putarkan video singkat tentang perjuangan kerasnya hingga sukses seperti ini. Salut deh pokoknya. Inspirasi banget.

    La Ode punya nama pena yakni Ksatria Pena, menjelaskan betapa kuatnya pengaruh pikiran manusia terhadap manusia itu sendiri. “Kita adalah apa yang kita pikirkan” tuturnya.

    Motivasi yang ia berikan begitu mengena bagi kami para peserta. Jempol deh.. La Ode juga memberikan tips dan triks bagi penulis pemula sebagaimana pengalamannya.
    > Jangan dibaca ulang tulisan kita. Tulis saja segala apa yang ada di kepala kita.
    > Kalau salah jangan langsung mencari tombol “Back Space”
    > Jangan pikirkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
    > Jangan perhatikan tanda baca baik titik atau pun koma dsb.
    > Bila ada kutipan yang perlu dikutip namun tidak ingat, tinggalkan dahulu.
    > Buatlah tulisan seDramatis mungkin

    La Ode menegaskan penulis tugasnya hanya menulis, soal perbaikan itu jatahnya editor. Mereka editor digajih untuk memperbaiki tulisan dari penulis. Maka dari itu La Ode mengatakan di poin pertama “Jangan dibaca ulang” karena manusia itu takkan pernah puas. Ingin sempurna lagi dan lagi. Pasti ada keinginan untuk memperbaiki sendiri tulisan kita.

    Hal ini lah yang membuatku TERSADAR  karena selama ini aku berusaha sekuat mungkin agar tulisanku sempurna. Sehingga sangat membebani pikiranku, akupun sempat vakum ngirim berita karena beberapa kali tulisanku kena editing oleh editor. So... selamat menulis teman ‘Cerahkan Dunia Dengan Pena-mu!". (Tsanwari)

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728