Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Perbandingan MOS/OSPEK Indonesia dengan Luar Negeri


    Kali ini saya memposting gambar-gambar ospek yang ada di negeri kita Indonesia dan ospek di luar negeri atau yang biasa disebut orintation day. Saya memposting gambar-gambar ini adalah karena mayoritas ospek yang ada di Indonesia dilakukan tidak sesuai dengan tujuannnya dan maraknya kasus pembully-an oleh senior kepada junior yang berakibat tewas. Ospek di Indonesia banyak dilatarbelakangi oleh balas dendam antar angkatan. Saya berharap gambar-gambar ini dapat menyadarkan para senior agar bertindak dewasa dalam mendidik junior tanpa dilatarbelakangi oleh balas dendam, dan jangan sampai perploncoan menjadi tradisi dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Coba lihat saja di perbedaan ospek tiap negara di wikipedia, hanya Indonesia saja yang mendidiknya dengan perploncoan.
    ospek di luar negeri
     
     

     


     


     

    kesimpulan: Ospek di luar negeri = mendidik angkatan baru
    sekarang kita lihat ospek ala siswa Indonesia
    cekidot…
     
     kesimpulan: Ospek di Indonesia = menundukkan angkatan baru
    JADI PERTANYAANNYA... APAKAH MODEL MOS / OSPEK SEPERTI SAAT INI MASIH PERLU DIPERTAHANKAN???? Kalo tetangga lebih baik kenapa kita tak menirunya selama masih dalam kebaikn.

    sumber:
    http://irtonmadika.wordpress.com/2013/10/11/gambar-perbedaan-ospek-di-indonesia-dan-luar-negeri/

    4 komentar:

    1. HASIL AKHIR :
      Ospek Luar Negeri : Subhanallaah
      Ospek Indonesia : Innaalillah

      BalasHapus
    2. Imformasinya kurang.
      Kalo cuma gambar, ga memperlihatkan apa2.

      Setidaknya apa aja gitu kegiatan disana, apa konsepnya.

      BalasHapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      BalasHapus
    4. Bukan lagi OSPEK istilahnya masa orientasi siswa. Karwna kalau berbicara "ospek" sangat menyeramkan dan DIKTI pun tidak membenarkan adanya OSPEK dalam lingkup dunia pedidikan yang ada hanya "orientasi baru".

      orang kulit putih cendrung menekankan terhadap sutu kegiatan yang sifatnya akademik dan mereka tidak terlalu mementingkan sosial dan cendrung bersifat individualisme dan kebanyakan dari mereka sangan memnjunjung hal yang sifatnya privasi. Jadi sebuah kewajaran saja ketika konsep Membership training atau masa orientasi siswa di barat seperti demikian, diskusi yang bersifat keilmuan akademis. Karena mereka pun bekerja dan hidup secara individu.

      Sementara di Indonesia, kegiatan masa orientasi siswa ditekankan agar memiliki rasa persaudaraan yang kuat, kekompakan, empati dan menghormati orang yang lebih tua (senior, guru, penjaga sekolah, staff T U dan segala elemen yang ada dan tidak kecuali menghormati kakak kelas.
      Menghormati orang yang lebih tua adalah ciri khas budaya orang Timur, Jepang, Korea dan China tidak terkecuali Indonesia memiliki aturan sopan santun kepada orang yang lebih tua, bagaimana kita berbicara dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua atau dengan orang yang lebih muda. Itu semua memiliki tingkatan bahasa yang berbeda.
      "YOU" dalam bahasa Inggris berarti "kamu"
      You dalam bahasa Inggris bersifat universal, tidak dikhususkan usia, gender atau kedudukan seseorang. Tetapi kata "kamu" di Indonesia tidak dapat digunakan kepada sembarang orang, apalagi dengan orang yang lebih tua dan memiliki kedudukan.
      Ini hanya analogi.........

      Fungsi Orientasi siswa di Indonesia memang ditempa agar pada tahap awal mereka dapat menghormati orang yang lebih tua dan memiliki kepekaan sosial, cara bergaul dengan orang yang baru dan berbeda latar belakang budaya, karena orang Indonesia terkenal dengan masyarakat yang sosialis, gotong royong dan terbuka kepada orang orang lain.

      Lalu dimana letak orientasi siswa yang sifatnya akademis???????
      Bermain game dan menyanyikan yel yel saja sudah dapat melatih kekompakan dan kreatifitas.
      Belum lagi ketika disuruh menghafal panca sila dan lagu kebangsaan saja sudah menanamkan rasa patriotik yang kuat pada setiap siswa.

      Ketika kita igin disamakan ratakan seperti konsep pendidikan dibarat, kita harus membentuk mental dan ideologi seperti di Barat juga, karena memiliki capaian yang berbeda.
      Ketika seorang murid pintar secara akademik tetapi dia tidak pintar secara sosial contohnya menyendiri, sulit bergaul, tidak memiliki tenggang rasa di kelas kepada sesama teman, itu adalah sebuah hal yang rugi jika hidup dalam kondisi sosial di Indonesia, karena jika secara sosial dia gagal maka akan berimbas terhadap "hablum minannas"
      Tetapi itu bukan suatu masalah besar jika hidup dalam sosial Eropa, amerika atau contoh kecil singapoer saja yang secara sosial berkiblat ke Barat.

      Hampir disemua negara ada perpeloncoan, bahkan di negara K.... Saya pernah tinggal selama 8 bulan, dan disana juga ada yang sifatnya perpeloncoan bahkan lebih parah dari pada di Indonesia menurut saya.

      Sebetulnya memang banyak yang memanfaatkan sebagai ajang perpeloncoan dan penyalahgunaan dengan adanya masa orientasi siswa di sekolah, tetapi jika diatur sedemikin rupa agar kondusif dalam pelaksanaan, saya rasa kita tidak akan kalah dengan orang kulit, secara SDM kitalebih unggul dari mereka, hanya saja kita selalu terbentur dalam masalah dana.......

      Salam kebebasan....................

      BalasHapus

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728